a cup of my story

by : Ricke Yuliarti

"Do what you can, with what you have, where you are."
-Theodore Roosevelt-

3.12.2014

Where is passion?

Sore sampai malam ini perasaanku tiba-tiba unmood banget, rasanya flaaaat abis, bingung mau ngapain, dan males juga sih sebenernya mau ngapa-ngapain. Padahal pagi tadi bangun masih semangat-semangat aja, semangat update dagangan, semangat lanjutin vexel art, eh siang-siang tiba-tiba ibu-ibu tetangga rame main ke rumah jengukin kakak (fyi: kakak abis opname 5 hari kemaren, Alhamdulillah udah baikan). Lho terus apa yang bikin tiba-tiba unmood? Yaa nggak ada lagi saat pertanyaa "Udah lulus kan? Kerja dimana? Udah ngelamar-ngelamar? " Udah kebal sih sebenernya dengan pertanyaan begitu, dan udah sangat hafal juga bagaimana jawabannya. Aku jawab "Iya, udah." Iya gitu doang biar nggak ada pertanyaan-pertanyaan lanjutan berkisar itu. Jawaban itu sebenernya udah cukup ampuh sebelumnya. Tapi ternyata ibu yang satu ini beda, tibalah beliau dongeng mengenai keponakannya. Yang katanya "Keponakan aku tuh iseng-iseng ngelamar pekerjaan dari koran, ternyata malah dapet, bla... blaaa... blaaaa... dan sekarang dia udah pegang 4 kantor cabang lhooo, terus nikah sama bosnya yang dulu". Entah ekspresi apa yang harus aku keluarkan saat ini, antara senyum, pedih, kesel, campur aduk sehingga hanya senyum meringis yang bisa aku ekspresikan tadi. Maaf-maaf banget, bukannya aku nggak suka sama beliau, dan bukan juga aku ga suka dengan dongengnya itu yang memang maksudnya sih memotivasi. Tapi entahlah mungkin gegara keadaan aku sekarang yang memang masih menjabat sebagai jobseeker (maaf-maaf sekali lagi ya pemirsa) ceritanya itu cukup membuat hati ini panas. Hufh~ Astagfirullah...
Ya, itu sih yang bikin aku rada kehilangan mood. Seharian kerjaannya cuma tidur-tiduran, ngecek timeline, nonton TV, ga produktif sama sekali. Berasa ada yang dikerjain aja keles ya. Hihi yaaa walaupun aku pengangguran, tapi jangan salah gini-gini pengangguran terselubung. Maksudnya? Hehe iya, jadi maksudnya gini, sebenernya udah dari awal tahun ini sih aku mulai aktif jualan online shop lagi, iya, online shop, online shop (khususnya pakaian) yang aku dirikan dari sekitar awal semester kuliah tapi karena kesibukkan dan tugas-tugas kuliah beberapa kali mengalami vakum. Walau sempat vakum, tapi tetap aku jalanin terus sampe sekarang. Begitu ceritanya. Mimpiku sih sebenernya dari butiran-butiran hasil yang aku dapat dari online shop ini aku pingin banget buka toko offline dengan menjual brand-ku sendiri. Ini bener-bener jadi salah satu mimpi terbesarku. Amiin Ya Allah.
Selain itu juga dibilang produktif tadi, maksud lainnya sekarang aku lagi seneng banget menyalurkan kembali hobiku yang sempat aku tinggalin haha, yaitu seni. Dulu jaman masih sekolah aku paling demen banget pelajaran KTK, aku lupa panjangannya apa, pokoknya tentang kesenianlah. Dulu jaman masih sekolah suka banget menggambar segala macam, di selang waktu kosong gitu pasti aja ada yang digambar. Entah seiring waktu aku udah kuliah dan aku ambil jurusan Ekonomi, hiobiku perlahan-lahan jadi jarang aku salurkan, bahkan sampai aku tinggalkan dan sama sekali lupa kalau aku dulu punya hobi menggambar. Namun, di akhir-akhir semester hasrat itu tumbuh lagi. Waktu itu aku lupa gimana bisa hasrat seniku kembali muncul. Yang aku ingat sih waktu itu aku pas lagi interest banget sama yang namanya scrapbook, pop up card, dan flanel, dan sering banget nontonin video-video tutorial seputar mengenai kerajinan tersebut. Mungkin ini awal mulanya hasrat seniku muncul kembali kali ya. Aku memang bukan keturunan darah seni, dibilang kreatif-pun aku masih bertanya-tanya "Apa iya?" Juga saat membuat suatu karya seni-pun kadang aku masih memiliki rasa "Aduh susah ya!" Tapi yang aku tau ya aku suka melakukan ini, membuat sesuatu dengan hasil tanganku sendiri. Walau ketika melihat karya-seni/karya handmade buatan orang lain dan aku fikir itu mudah untuk aku coba, dan setelah dipraktekkan ternyata sulit, aku sempat nyerah, tapi kemudian aku ngerasa "Ini mudah lho, dia aja bisa masa kamu nggak bisa?" Itu yang bikin aku penasaran tentang seni. 
Nah, akhir-akhir ini hasrat menggambarku kembali muncul lagi, namun sekarang ini aku lagi mendalami gambar real-life, entah bener ngga istilah seninya tuh, pokoknya mah gambar orang asli gitu, bukan gambar manga, cartoon, chibi dsb. Ternyata susah yah, apalagi media buat menggambarnya apa adanya, cuma modal sketch book (ini mah wajib) pensil 2b dan penghapus. Buat gambar efek lightingnya jadi susah kalau hanya satu jenis pinsil. But I try to work with it!
Selain seni gambar murni itu aku juga lagi seneng belajar seni digital, di jaman era digital ini membuat seni menjadi semakin luas. Seni digital ini contohnya. Dari berbagai aplikasi bisa menghasilkan berbagai macam seni digital. Kalau sekarang ini sih aku lagi belajar vector/vexel art. Baru banget belajar. Udah lumayan lama sih sebenernya tau tentang seni ini, cuma karena baru punya waktu banyak sekarang-sekarang ini ya jadi baru belajar lebih dalam dan dipraktekin. Ini juga masih pakai media adobe photoshop. Dulu aku hanya ngerti dan gunain software ini cuma buat edit foto narsisku doang, buat nerangin foto, mutihin muka, hilangin jerawat, ganti background, udah. Sekarang tambah lagi ilmuku dengan belajar seni vector ini. Mula-mula aku belajar bikin silhouette, dan sekarang nyoba yang lebih artsy lagi hehe.

Hmmmm... panjang lebar cerita tadi terus hubungannya sama judul posting apa ya?

Haha, aku juga nggak ngerti kenapa nulis judul begitu. Tapi emang itu yang aku rasain akhir-akhir ini. Tau nggak sih rasanya pengen makan tapi kamu harus diet. Perasaan orang-orang yang memiliki kelebihan berat badan, hobi makan, namun dituntut diet sama keadaan yang mengharuskan dia diet. Apa sih maksudnya ke?Ya itulah yang aku rasaain, bukan, bukan disuruh diet! Setidaknya sama kayak perasaan mereka yang diet itu. Disaat hati ini berkata A tapi otak harus berkata B. Apalagi maksudnya? Jadi, mungkin ini yang bikin aku selama hampir empat bulan nganggur. Aku jalanin semuanya setengah-setengah. Mencari kerja pilih-pilih, maunya disinilah disitulah, pengen yang inilah yang itulah, harus yang beginilah yang begitulah. Nggak salah sebenernya, memilih pekerjaan itu kan wajar. Yang salah itu otak aku nggak pernah berani mengakui kalau apa yang diinginin hati ini bisa jadi sesuatu. Hati inginnya jadi begini, tapi otak inginnya aku kerja disini. Hati dan otak berontak kalau kata mas pacar. Itu yang aku rasain. Udah Ngerti? Belum? Oke, aku ceritain yang lebih frontal, jadi intinya aku sempat berpikiran aku salah ambil jurusan selama perkuliahan, hati aku ga disitu, passion ngga disana, aku melenceng dari path passion, orang tua-pun terlihat awam kalau memang passion-ku aku jadiin profesi/pekerjaan. Aku nggak bisa nyalahin siapa-siapa dong, semua ini kan pilihanku, dan aku yang mutusin itu semua. Akhirnya timbullah pertanyaan yang selalu ada dibenakku selama ini "Dimana sebenarnya passion-ku?" Itu yang menjadi konflik batinku selama ini.
Untungnya aku punya mas pacar yang selalu jadi good listener, jadi analyst akan problematika kehidupanku, dan menjadi pembimbing konseling pribadi buatku. Jadi, sekarang aku bisa lebih tenang membagi kebingungan ini dan tau jalan keluar untuk problem batin ini. Terimakasih mas pacar :*

Aku harap pembaca semua nggak kaya aku ya yang merasakan kebimbangan batin kaya begini dalam melanjutkan masa depan. Kehilangan passion itu lebih menyakitkan daripada kehilangan nafsu makan! HAHA.

Gila, udah hampir subuh aja, udahin deh kalau gitu. Good bye!~


No comments: